PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
A. PENDAHULUAN
Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit
untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata
pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu
semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering diperlukan
untuk membangun semangat kebersamaan, semangat persatuan, semangat
nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang
program pembelajaran, satuan pendidikan harus memperhatikan ranah afektif.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif
peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif
terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu,
sehingga dapat mencapai
hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para pendidik sadar akan
hal ini, namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik
untuk meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai hasil
belajar yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi
peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.
B.
TINGKATAN RANAH AFEKTIF
Menurut Krathwohl (1961) bila ditelusuri hampir semua
tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Dalam pembelajaran sains,
misalnya, di dalamnya ada komponen sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah
komponen afektif. Tingkatan ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima,
yaitu: receiving (attending), responding,
valuing, organization,
dan characterization.
1.
Tingkat receiving
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan
suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan
sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi
objek pembelajaran afektif. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar
senang membaca buku,
senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan
hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positif.
2.
Tingkat responding
Responding merupakan partisipasi aktif
peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta
didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil
pembelajaran pada
ranah ini menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons,
atau kepuasan dalam memberi respons. Tingkat yang tinggi pada kategori ini
adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan
pada aktivitas khusus.
Misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang
dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.
3. Tingkat valuing
Valuing melibatkan penentuan nilai,
keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai
dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan,
sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian berbasis pada internalisasi dari
seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku
yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan
pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
4. Tingkat organization
Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan
mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.Hasil pembelajaran pada
tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. Misalnya
pengembangan filsafat hidup.
5. Tingkat characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta didik memiliki
sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga
terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial.
C.
KARAKTERISTIK RANAH AFEKTIF
Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral.
1.
Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau
tidak suka terhadap suatu
objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang
positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan
sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai,
keteguhan, dan konsistensi
terhadap sesuatu.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari
untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi,
konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap
mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan
(Popham, 1999). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, harus lebih
positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dibanding sebelum
mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana
pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta
didik terhadap mata
pelajaran menjadi lebih positif.
2.
Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir
melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik
afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan mengetahui
minat peserta didik sehingga mudah untuk diarahkan dalam pembelajaran,
mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya, pertimbangan penjurusan dan pelayanan
individual peserta didik, menggambarkan keadaan langsung di
lapangan/kelas, acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan, memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi, mengetahui tingkat minat peserta didik
terhadap pelajaran yang diberikan pendidik, bahan pertimbangan menentukan
program sekolah, mingkatkankatkan motivasi belajar peserta didik. mengelompokkan peserta didik yang
memiliki minat sama, acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode
yang tepat dalam penyampaian materi, mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik, bahan
pertimbangan menentukan program sekolah, dan meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
3.
konsep diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada
dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi
bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif
atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah
kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik,
yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat
bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk
memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
4.
nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan
bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek
spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.
5.
moral.
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan
terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain,
membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.
Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang
berdosa dan berpahala. Jadi
moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
D.
PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi
pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Penilaian sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan
responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan
dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.
Pada penilaian ranah afektif yang penting dikembangkan adalah
sikap dan minat peserta didik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan instrumen
afektif sebagai berikut.
1.
Menentukan definisi
konseptual atau konstruk yang akan diukur.
2.
Menentukan definisi
operasional
3.
Menentukan indicator
4.
Menulis instrumen.
Dalam proses pembelajaran guru dapat melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal.
1.
Penilian Observasi.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan
indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Kriteria
instrumen observasi:
·
Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang dituntut pada
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
·
Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur
·
Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi
·
Mudah atau feasible untuk digunakan
·
Dapat merekam sikap peserta didik
2.
Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian
seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas
sebagai berikut:
- dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
- peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
- dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam melakukan penilaian.
Kriteria instrumen penilaian diri:
·
kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
bermakna ganda
·
bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
·
menggunakan format sederhana yang mudah dipahami peserta didik
·
menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya
·
mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik
·
bermakna, mengarahkan peseta didik untuk memahami kemampuannya
·
mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
·
memuat indikator kunci/indikator esensial yang menunjukkan kemampuan yang
akan diukur
·
memetakan kemampuan peserta didik dari terendah sampai tertinggi
3.
Penilaian Antar Peserta
Didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta
didik.
Kriteria
instrumen penilaian antarteman:
·
sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang akan diukur
·
indikator dapat
dilakukan melalui pengamatan peserta didik
·
kriteria
penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi
munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
·
menggunakan
bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik
·
menggunakan
format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik
·
indikator
menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur
·
instrumen dapat
mengukur target
kemampuan yang akan diukur (valid)
·
memuat
indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi
peserta didik
·
mampu memetakan
sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi.
4. Jurnal.
Jurnal merupakan
catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek
tertentu secara kronologis.
Kriteria jurnal:
·
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
·
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
·
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
·
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
·
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
·
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
·
Menuntun guru
untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi,
konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
Contoh format lembar observasi sikap siswa:
Mata
Pelajaran
|
:
|
Kimia
|
|
Kelas
|
:
|
X
|
|
Semester
|
:
|
1
|
|
Tahun pelajaran
|
:
|
2013-2014
|
|
Kompetenti Inti
|
:
|
||
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
|||
Kompetensi Dasar
|
:
|
||
2.1
|
Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan atom, unsur dan molekul.
|
||
2.2
|
Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama dan
proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
|
||
2.3
|
Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam menyajikan dan
menafsirkan data.
|
||
2.4
|
Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
|
||
Sikap yang diintegrasikan dan dikembangkan untuk
mencapai KD 2.1, 2.2, 2,3 dan KD 2.4 adalah perilaku rasa ingin tahu, jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, dapat bekerja sama, kritis dan teliti. Masing-masing sikap dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Sikap Rasa
Ingin Tahu
Rasa Ingin Tahu adalah sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat dan didengarnya. Rasa ingin tahu dalam proses pembelajaran dapat
ditunjukan dengan mengemukakan pendapat dari berbagai macam sumber, dan selalu bertanya pada guru atau teman jika
belum menguasai pelajaran.
Indicator sikap ingin tahu adalah sebagai berikut:
·
Antusias mencari jawaban.
·
Perhatian pada obyek yang
diamati.
·
Antusias pada proses Sains.
·
Menanyakan setiap Iangkah
kegiatan.
Rubrik penilaian sikap rasa ingin tahu dapat disusun sebagai
berikut:
kriteria
|
skor
|
Indikator
|
Sangat Baik (SB)
|
4
|
Selalu berusaha mengetahui pelajaran dengan cara membaca buku dan
bertanya.
|
Baik (B)
|
3
|
Sering berusaha
mengetahui pelajaran dengan cara membaca buku dan bertanya.
|
Cukup (C)
|
2
|
Kadang-kadang berusaha mengetahui pelajaran dengan cara membaca buku
dan bertanya.
|
Kurang (K)
|
1
|
Tidak pernah berusaha mengetahui pelajaran dengan cara membaca buku dan
bertanya.
|
2.
Sikap Jujur
Sikap jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan.
Indikator sikap jujur adalah sebagai berikut:
·
Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
·
Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber)
·
Mengungkapkan perasaan apa adanya
·
Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan
·
Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya
·
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Rubrik penilaian sikap
jujur dapat disusun sebagai berikut:
kriteria
|
skor
|
Indikator
|
Sangat Baik (SB)
|
4
|
Selalu jujur dalam bersikap dan
bertutur kata kepada guru dan teman
|
Baik (B)
|
3
|
Sering jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru
dan teman
|
Cukup (C)
|
2
|
Kadang-kadang jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru
dan teman
|
Kurang (K)
|
1
|
Tidak pernah jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru
dan teman
|
3.
Sikap Disiplin
Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukan
perilaku tertib dan taat pada berbagai ketentuan dan peraturan. Sikap disiplin dalam
proses pembelajaran dikelas dapat ditunjukan dengan datang tepat waktu,
memperhatikan penjelasan dan pendapat guru maupun teman, dan mengikuti kegiatan dengan tertib.
Indicator sikap disiplin adalah sebagai berikut:
· Datang tepat waktu
· Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/
sekolah
· Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
· Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan
benar
Rubrik penilaian sikap
disiplin dapat disusun sebagai berikut:
kriteria
|
skor
|
Indikator
|
Sangat Baik (SB)
|
4
|
Selalu disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran.
|
Baik (B)
|
3
|
Sering disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran.
|
Cukup (C)
|
2
|
Kada-kadang disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran.
|
Kurang (K)
|
1
|
Tidak pernah disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran.
|
4.
Sikap Tanggung Jawab.
Sikap tanggung jawab adalah
sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang
seharusnya dilakukan, baik terhadap diri sendiri, teman maupun guru. Dalam proses pembelajaran sikap tanggung jawab dapat ditunjukan dengan cara
mengerjakan tugas sesuai yang telah ditentukan, berperan aktif dalam kelompok dan berani menanggung
resiko atas perbuatan yang telah dilakukanya.
Indicator sikap tanggung
jawab adalah sebagai berikut:
· Melaksanakan tugas individu dengan baik
· Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
· Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti
yang akurat
· Mengembalikan barang yang dipinjam
· Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
· Menepati janji
· Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri
· Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
disuruh/diminta
Rubrik penilaian sikap tanggung jawab dapat
disusun sebagai berikut:
kriteria
|
skor
|
Indikator
|
Sangat Baik (SB)
|
4
|
Selalu bertanggungjawab
dalam bersikap dan bertindak terhadp guru dan teman.
|
Baik (B)
|
3
|
Sering bertanggungjawab dalam bersikap dan bertindak terhadp guru dan
teman.
|
Cukup (C)
|
2
|
Kadang-kadang bertanggungjawab dalam bersikap dan
bertindak terhadp guru dan teman.
|
Kurang (K)
|
1
|
Tidak pernah bertanggungjawab dalam bersikap dan bertindak terhadp guru
dan teman.
|
5.
Sikap Santun
Sikap santun adalah sifat
yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa ataupun cara berperilaku terhadap orang
lain. Sikap santun di dalam prses pembelajaran dapat ditunjukan dengan sikap
bicara yang sopan, bersikap hormat dan santun terhadap guru maupun teman.
Indicator sikap santun
adalah sebagai berikut:
·
Menghormati orang yang lebih tua.
·
Tidak meludah di sembarang tempat.
·
Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
·
Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
·
Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
·
Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain
·
Memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan
Rubrik penilaian sikap
santun dapat disusun
sebagai berikut:
kriteria
|
skor
|
Indikator
|
Sangat Baik (SB)
|
4
|
Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman
|
Baik (B)
|
3
|
Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman
|
Cukup (C)
|
2
|
Kadang-kadang santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan
teman
|
Kurang (K)
|
1
|
Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan
teman
|
6.
Sikap bekerja sama
Kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama oleh
lebih dari satu orang guna mewujudkan tujuan bersama.
Indicator sikap
bekerja sama adalah sebagai berikut:
· Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
· Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap
imbalan
· Aktif dalam kerja kelompok
· Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
· Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
· Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
Rubrik penilaian sikap dapat bekerja sama dapat disusun sebagai
berikut:
kriteria
|
skor
|
Indikator
|
Sangat Baik (SB)
|
4
|
Selalu bekerja sama dengan teman dalam proses pembelajaran.
|
Baik (B)
|
3
|
Sering bekerja sama dengan teman dalam proses pembelajaran.
|
Cukup (C)
|
2
|
Kadang-kadang bekerja sama dengan teman dalam proses pembelajaran.
|
Kurang (K)
|
1
|
Tidak pernah bekerja sama dengan teman dalam proses pembelajaran.
|
Selanjutnya guru membuat rekapitulasi hasil
penilaian sikap peserta didik dalam format seperti contoh berikut.
No.
|
Nama siswa
|
Ingin tahu
|
jujur
|
disiplin
|
Tanggung
jawab
|
Bekerja sama
|
Jumlah skor
|
Skor sikap
|
kode
|
1
|
A.Nur Aqila
|
4
|
4
|
3
|
3
|
4
|
18
|
3,6
|
SB
|
2
|
M. Aqil Mumtaz
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
27
|
3,4
|
SB
|
3'
|
M.Z.Aqil M.
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
18
|
3,6
|
SB
|
Keterangan:
1.
Rentang skor masing-masing
sikap = 1,00 s.d. 4,00
2.
Jumlah skor = jumlah skor seluruh criteria
3.
skor sikap = rata-rata dari skor sikap
4.
Kode nilai/Predikat:
3.25 - 4.00 = SB (Sangat
baik)
2.50 – 3.24 = B (Baik)
1.75 – 2.49 = C (Cukup)
1.00 – 1.74 = K (Kurang)
Contoh Daftar Cek Penilaian Diri
mengenai sikap terhadap mata pelajaran kimia.
Mata
Pelajaran
|
:
|
Kimia
|
|
Kelas
|
:
|
XI IPA
|
|
Semester
|
:
|
1
|
|
Tahun pelajaran
|
:
|
2013-2014
|
|
Kompetenti Inti
|
:
|
||
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
|||
Kompetensi Dasar
|
:
|
||
2.1
|
Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan atom, unsur dan molekul.
|
||
2.2
|
Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama dan
proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
|
||
2.3
|
Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam menyajikan dan
menafsirkan data.
|
||
2.4
|
Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
|
||
Petunjuk penilaian diri:
Bacalah baik-baik setiap
pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu
yang sebenarnya!
No.
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Dalam praktikum menentukan ∆H reaksi saya
mencatat data apa adanya.
|
||
2.
|
Saya menyelesaikan tugas
praktikum sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan
|
||
3.
|
Saya membuat laporan
praktikum meskipun tidak didukung data akurat.
|
||
4.
|
Saya berbagi tugas dengan teman satu kelompok.
|
||
5.
|
Dalam praktikum saya
mendominasi setiap pekerjaan.
|
||
6.
|
Saya selalu mencari tahu
prosedur dalam praktikum.
|
||
7.
|
Saya membersihkan semua
alat dan tempat setelah praktikum selesai secara bersama-sama.
|
Keterangan
1.
Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2)
dan ada yang bersifat
negatif (No 3). Pemberian skor untuk
pernyataan yang bersifat positif: YA = 2, TIDAK = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah
sebaliknya yaitu TIDAK
= 2, dan YA = 1.
2.
Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai
sikap terhadap
mata pelajaran geografi yang dilakukan
oleh peserta didik
menggunakan format
berikut.
No.
|
Nama
|
Skor untuk
pernyataan nomor
|
Umlah skor
|
Skor sikap
|
Kode Nilai
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|||||
1
|
Aisyah N.A.
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
24
|
3,42
|
B
|
Keterangan:
1.
Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2
2.
Skor sikap = (Jumlah skor
perolehan/jumlah skor maksimal) x 4. Skor sikap ditulis dengan dua desimal. Rentang skor sikap:
2.00 – 4.00
3.
Kode nilai/predikat:
3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik)
3.00 – 3.49 = B (Baik)
2.50 – 2.99 = C (Cukup)
2.00 – 2.49 = K (Kurang)
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) teman sejawat (peer assessment) untuk mata pelajaran kimia.
Mata
Pelajaran
|
:
|
Kimia
|
|
Kelas
|
:
|
XI IPA
|
|
Semester
|
:
|
1
|
|
Tahun pelajaran
|
:
|
2013-2014
|
|
Kompetenti Inti
|
:
|
||
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
|||
Kompetensi Dasar
|
:
|
||
2.1
|
Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan atom, unsur dan molekul.
|
||
2.2
|
Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama dan
proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
|
||
2.3
|
Menunjukkan sikap kritis, teliti dan konsisten dalam menyajikan dan
menafsirkan data.
|
||
2.4
|
Berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
|
||
Petunjuk:
1. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat selama mengikuti
kegiatan praktikum penentuan ∆H menggunakan calorimeter!
2. Berilah tanda V
pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu!
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!
Nama siswa yang diamati :
Waktu
pengamatan :
No.
|
Perilaku/sikap
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Selama kegiatan
selalu mendominasi pekejaan.
|
||
2.
|
Dapat menerima
saran teman yang lain.
|
||
3.
|
Memberikan solusi terhadap pendapat yang berbeda.
|
||
4.
|
Mencatat hasil
pengamatan apa adanya.
|
||
5.
|
Berpartisipasi dalam
membersihkan tempat dan peralatan.
|
||
6.
|
Hati-hati
dalam melakukan percobaan.
|
||
7.
|
Teliti dalam
melihat ukuran.
|
Keterangan
1.
Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2)
dan ada yang bersifat
negatif (No 3). Pemberian skor untuk
pernyataan yang bersifat positif: YA = 2, TIDAK = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah
sebaliknya yaitu TIDAK
= 2, dan YA = 1.
2.
Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai
sikap terhadap
mata pelajaran geografi yang dilakukan
oleh peserta didik
menggunakan format
berikut.
No.
|
Nama
|
Skor untuk
pernyataan nomor
|
Umlah skor
|
Skor sikap
|
Kode Nilai
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|||||
1
|
Aisyah N.A.
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
24
|
3,42
|
B
|
Keterangan:
1.
Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2
2.
Skor sikap = (Jumlah skor
perolehan/jumlah skor maksimal) x 4. Skor sikap ditulis dengan dua desimal. Rentang skor sikap:
2.00 – 4.00
3.
Kode nilai/predikat:
3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik)
3.00 – 3.49 = B (Baik)
2.50 – 2.99 = C (Cukup)
2.00 – 2.49 = K (Kurang)
Contoh format jurnal atau catatan harian
selama pembelajaran atau selama di sekolah/madrasah.
No.
|
Hari/Tanggal
|
Nama Siswa
|
Kejadian (positif/negatif
|
1.
|
|||
2.
|
PENILAIAN SIKAP
Reviewed by joko susanto
on
19.02
Rating:
Tidak ada komentar: