Most Recent

Pengelolaan Laboratorium Fisika




            Pengelolaan Laboratorium  merupakan suatu kegiatan atau aktivitas untuk menjalankan/menggerakkan sekelompok orang, keuangan, peralatan , fasilitas dan segala objek fisik lainnya yang ada kaitannya dengan laboratorium secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan secara optimal.
           
            Dalam pengelolaan laboratorium,agar dapat dikelola dengan baik dan dapat memberikan daya guna yang baik pula maka harus ada yang mengelola laboratorium tersebut. Mereka yang mengelola laboratorium tersebut disebut dengan pengelola. Dalam laboratorium IPA, maka ada pengelola laboratorium Fisika, pengelola laboratorium Biologi, dan pengelola laboratorium Kimia. Masing-masing pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada koordinator IPA dari sekolahnya. Selain ada pengelola, maka juga ada pemakai atau pengguna laboratorium yakni siswa –siswi dan Guru pembimbing pada saat melakukan pratikum. Siswa bertanggung jawab kepada Guru pembimbing pratikum, sedangkan guru pembimbing pratikum bertanggung jawab kepada pengelola laboratorium sesuai dengan bidang studinya. Pengelola laboratorium memiliki   peranan penting dalam mengelola laboratorium. Oleh karena itu pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah secara umum yaitu Kepala sekolah,Wakil Kepala Sekolah, Koordinator Laboratorium,PenanggungjawabLaboratorium, Laboran(Di setiap laboratorium diduduki oleh seorang atau beberapa orang laboran yang bertugas menyiapkan dan mengatur segala peralatan laboratorium dan Laboran ini  bertanggung jawab kepada penanggung jawab laboratorium).

            Dalam melaksanakan tugasnya, maka seorang pengelola laboratorium sebaiknya melakukan usaha – usaha seperti; menjaga suasana laboratorium agar selalu dalam keadaan disiplin,aman dan tertib, memelihara kebersihan,keamanan,dan keselamatan laboratorium,Pemakaian laboratorium secara merata dan terpadu sehingga tidak ada perebutan kelas antara yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi tugas dari pengelola laboratorium akan dapat berjalan lancar apabila memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan para pemakai laboratorium.

Secara umum dalam pengelolaan laboratorium, menyangkut aspek-apek sebagai berikut.
1. Pengadaan fasilitas laboratorium
2. Administrasi alat dan bahan
3. Pengaturan pemakaian laboratorium
4. Keselamatan kerja laboratorium





1.Pengadaan Fasilitas Laboratorium

            Pengadaan fasilitas laboratorium ini berupa alat dan bahan yang digunakan di dalam melakukan kegiatan pratikum. Umumnya, bagi sekolah negeri pengadaan alat dan bahan dilakukan oleh pemerintah dan diberikan kepada masing-masing sekolah negeri melalui Kepala sekolahnya. Akan tetapi pada sekolah swasta harus membeli sendiri alat dan bahan yang dipergunakan untuk kegiatan pratikum pendidikan IPA. Namum bagi sekolah-sekolah yang sudah mendapat pembagian alat dan bahan juga dapat membeli lagi dengan tujuan untuk mengganti alat dan bahan yang telah rusak.
            Prosedur dalam melakukan pembelian alat dan bahan harus dimulai dengan menyusun daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Agar alat dan bahan yang akan dibeli benar-benar bermanfaat secara efisien dan efektif, maka ada baiknya didalam melakukan penyusunan daftar alat dan bahan dilakukan oleh Pengelola Laboratorium bersama guru-guru IPA. Adapun beberapa hal yang perlu dipikirkan dan diperhatikan sebelum melakukan pembelian,yaitu :
v  Percobaan yang akan dilakukan berikut alat dan bahan yang akan dibeli.
v  Pengetahuan mengenai penggunaan alat yang akan dibeli.
v  Daya yang telah tersedia.
v  Spesifikasi alat/jenis ukuran alat dan bahan yang akan dibeli.
v  Prosedur pembelian
v  Pelaksanaan pembelian.


      Setelah hal-hal diatas dipikirkan dan diperhatikan,maka daftar usulan yang telah selesai disusun dapat diajukan kepada kepala sekolah. Dan satu berkas daftar tersebut disimpan sebagai arsip di Laboratorium yang nanti akan dipergunakan pada pemeriksaan alat dan bahan yang sudah dibeli. Selanjutnya kepala skolah dapat menunjuk salah guru lain untuk melakukan proses pembelian sesuai dengan dana/biaya yang telah tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak cukup untuk membeli seluruh alat dan bahan yang telah diusulkan, maka hendaknya pembelian dilakukan skala prioritas.  Pembelian  tersebut diawali dengan menentukan perusahaan pengadaan alat dan bahan laboratorium. Informasi perusahaan dapat diketahui melalui katalog yang dikeluarkannya dan didalam menentukan perusahaan hendaknya perlu diperhatikan kualitas dan harga dari barang yang mereka tawarkan. Bila ingin melakukan pemesanan beberapa alat dan bahan, maka sebaiknya kita menentukan waktu pemesanan supaya kita tidak terlalu lama menunggu.
     
      Didalam pembelian, hendaknya hal yang perlu diperhatikan adalah:

ü  Ukuran alat, sebaiknya ukuran alat yang dipilih yaitu ukuran standar sehingga kita lebih mudah menggunakannya.
ü  Bentuk alat, yakni bentuk alat yang masih utuh,tanpa cacat atau rusak.
ü  Kepraktisan alat,baik dalam pemakaian,penyimpanan maupun kemudahannya.
ü  Tingkat keselamatan kerja alat, sehingga aman dalam penggunaannya.
Dalam pembelian alat pratikum, ada beberapa alat IPA yang berbentuk set,yaitu alat yang terdiri dari komponen yang terpisah. Alat yang dimaksud seperti timbangan yang terdiri dari neraca dan batu timbangan dan yang lainnya. Dan bila alat tersebut tidak lengkap,maka alat tersebut tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu,perlu kita melakukan pemeriksaan alat saat proses pembelian.


2. Administrasi Alat dan Bahan

                  Yang mempunyai tugas untuk mengadministrasikan alat dan bahan adalah pengelola laboratorium. Pengadministrasian Alat dan Bahan berguna untuk memudahkan pengecekan,pengadaan, dan pertanggungjawaban dari pengelola laboratorium. Yang perlu dicatat dalam pengadministrasian alat dan bahan adalah ; nama ,jumlah,ukuran,merek dan tempat penyimpanan,nomor kode/katalognya. Disamping itu pengelola laboratorium harus menyusun alat dan bahan yang ada dalam laboratorium yang telah dikelolanya. Daftar alat dan bahan ini berisi jenis dan jumlah alat serta bahan yang dibeli atau diterima,jumlah dan jenis bahan habis serta jenis bahan yang masih ada sisanya. Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa buku catatan diantaranya :
     
  1. Buku stok
  2. Kumpulan daftar pembelian dan penerimaan
  3. Buku catatan barang-barang yang pecah,rusak,hilang dan habis
  4. Buku harian

            Di samping buku catatan tersebut, juga ada buku  catatan lain yang ikut membantu mempermudah pengadministrasian alat dan bahan. Buku catatan itu adalah

  1. Catatan percobaan yang akan dilakukan
  2. Catatan beberapa konstanta
  3. Cara membuat beberapa larutan
  4. Catatan peminjaman alat
  5. Catatan pribadi
     
      Data pengadministrasian tersebut sangat dibutuhkan untuk menyusun laporan bulanan atau laporan akhir semester atau laporan tahunan. Laporan yang telah dibuat tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan untuk menyusun perencanaan mengenai kebutuhan alat dan bahan, biaya perbaikan alat yang rusak , biaya untuk pemeliharaan alat serta alat dan bahan sehingga mudah untuk mendapatkannya.




3.Pengaturan Pemakaian Laboratorium

                             Agar di dalam pemakaian laboratorium tidak terjadi konflik atau sesuatu yang dapat menimbulkan permasalahan, maka pengelola laboratorium harus munyusun peraturan pemakaian laboratorium. Selain itu pengelola laboratorium juga hendaknya menyusun cara-cara mengevaluasi kegiatan laboratorium yang dilakukan siswa serta menemukan buku-buku yang wajib dipelajari siswa.
                 
                  Untuk mengatur kegiatan laboratorium maka perlu disusun jadwal waktu pemakaian laboratorium untuk dipatuhi dan ditaati secara bersama oleh masing-masing pengguna laboratorium. Sehingga tidak ada perebutan ruangan laborarorium antara pengguna yang satu dengan pengguna yang lainnya.

                  Setiap rombongan atau kelas yang mendapat giliran lebih dahulu dalam melakukan kegiatan pratikum, sebaiknya meninggalkan ruangan laboratorium dalam keadaan bersih dan alat-alat/bahan yang digunakan diletakkan kembali ke tempat semula. Hal ini bertujuan agar rombongan atau kelas yang mendapat giliran berikutnya lebih mudah lebih mudah untuk menemukan alat/bahan yang akan dipakai dan kelancaran kerjanya tidak terganggu. Selain itu, juga perlu diperhatikan dalam kegiatan percobaan rombongan, dimana rombongan pertama waktunya diakhiri lima menit sebelum waktunya habis. Sisa waktu tersebut digunakan oleh guru untuk memeriksa apakah alat-alat atau bahan sudah dikembalikan ke tempat semula dan apakah meja siswa sudah bersih.

                  Daya guna laboratorium hendaknya juga dibuat se-efisien mungkin sehingga tidak banyak waktu yang kosong. Laboratorium yang digunakan dari pagi hingga sore setiap harinya harus dihindari, karena pengelola laboratorium tidak ada waktu untuk mengontrol kembali alat/bahan laboratorium. Sebaiknya setiap hari ada satu jam kosong, agar pengelola laboratorium dapat memeriksa alat mana yang rusak, bahan yang mungkin habis dan sebagainya. Selain itu petugas pembersih laboratorium juga dapat memanfaatkan waktu untuk menyapu maupun membersihkan laboratorium.



4.Keselamatan Kerja Laboratorium

                  Didalam melaksanakan kegiatan pratikum, seringkali kita menemukan suatu kecelakaan baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Walaupun kita telah mengusahakan untuk bekerja secara hati-hati,akan tetapi kemungkinan kecelakaan masih dapat terjadi. Saat melakukan pratikum,sikap kedisplinan dari siswa sangat diperlukan dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja laboratorium dan juga untuk menghindari sesuatu yang tidak kita inginkan. Di ruang laboratorium kita menemukan banyak bahan-bahan yang berbahaya, yang dapa menimbulkan kebakaran,kerusakan, dan kematian. Sehingga suasana laboratorium harus dalam keadaan yang disiplin. Sikap disiplin dapat ditumbuhkan dan diciptakan melalui tata tertib yang ada di laboratorium. Tata tertib yang dimaksud berupa larangan , perintah, dan petunjuk bagi siswa maupun guru yang bekerja di Laboratorium dan diberikan sebelum siswa  memasuki atau memulai kegiatan pratikum.
                 
                  Tata tertib yang disusun, ada tata tertib untuk siswa yang disusun oleh pengelola laboratorium serta tata tertib untuk untuk guru yang disusun oleh koordinator pelajaran IPA bersama guru mata pelajaran Biologi,Fisika ,dan Kimia. Tata tertib ini disusun dengan sebaik mungkin, yang tidak hanya mengutamakan larangan tetapi juga memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak ragu dan tidak merasa takut saat melakukan kegiatan pratikum serta agar tidak mengganggu konsentrasi siswa. Bila siswa bekerja secara kelompok, maka percobaan yang terlebih dahulu dilakukan dan setelah selesai melakukan percobaan tersebut baru melakukan kegiatan diskusi kelompok.
                 
                  Tata tertib laboratorium yang telah disusun harus berisikan sangsi-sangsi bagi siswa yang melanggar tata tertib tersebut, dengan tujuan untuk menciptakan suasana yang disiplin. Berikut ini merupakan contoh tata tertib laboratorium yang dikutip dari Hadiat,dkk dalam buku Manual Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Penggunaan Alat-alat IPA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1979 :

1.      Siswa tidak diperbolehkan untuk memasuki ruangan laboratorium tanpa izin dari guru/pengelola laboratorium.
2.      Alat-alat dan bahan tidak boleh dibawa ke luar laboratorium tanpa izin dari guru/pengelola laboratorium.
3.      Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk pratikum.
4.      Jika ada alat yang rusak segera dilaporkan kepada guru.
5.      Bila ada kecelakaan seperti luka ,kebakaran atau menelan bahan kimia segera dilaporkan kepada guru atau diobati sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kotak P3K.
6.      Label bahan yang hilang harus segera dilaporkan kepada guru,sehingga cepat diganti.
7.      Botol yang besar dan berisi bahan kimia, jangan diangkat dengan memegang lehernya karena botol bisa pecah.
8.      Botol-botol bahan kimia setelah dipakai segera ditutup, apabila menggunakan bahan-bahan yang lebih mudah menguap seperti asam sulfat().
9.      Bahan yang digunakan hendaknya seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang lebih baik.
10.  Jika ada bahan kimia yang masuk ke dalam mulut tanpa sengaja segera dikeluarkan, kemudian segera berkumur dengan air yang banyak.
11.  Jangan mencicipi sesuatu bila tidak disuruh oleh guru.
12.  Bila tangan atau kulit ataupun baju terkena asam(alkali) cepat dicuci dengan aiar banyak.
13.  Setelah selesai melakukan percobaan, alat-alat dan bahan segera dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih dan kering.
14.  Buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan.
15.  Ketika akan meninggalkan ruangan laboratorium,kran air ditutup dan listrik dimatikan.
16.  Bila dalam melakukan percobaan, ada hal-hal yang kurang dimengerti segera ditanyakan kepada guru/pengelola laboratorium.



            Tata tertib diatas mungkin kurang lengkap dan dapat ditambah dengan peraturan-peraturan khusus seperti yang digunakan untuk laboratorium Bioligi,Kimia,dan Fisika. Untuk laboratorium biologi, misalnya peraturan mengenai cara mencegah agar tidak terkena kejutan listrik dan cara menggunakan alat listrik. Untuk laboratorium Kimia,misalnya peraturan mengenai cara mereaksikan sat-sat yang reaktil(natrium dan fosfor) dan cara membuang sisa asam pekat. Untuk laboratorium Biologi,misalnya cara menyimpan preparat biologi.

            Selain tata tertib yang berlaku untuk siswa,juga ada tertib untuk guru pemakai laboratorium. Berikut ini penulis kutipan contoh tata tertib khusus untuk para guru pemakai.

  1. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh para siswa di dalam laboratorium, harus di bawah pengawasan guru pembimbing guru pratikum.
  2. Guru harus dapat menguasai dengan penuh displin siswanya di dalam laboratirium.
  3. Guru harus mengetahui dan yakin bahwa siswa mengerti dan menjalankan tata tertib dengan baik.
  4. Guru menyiapkan alat atau bahan yang akan digunakan oleh para siswa, sebelum pratikum dimulai.
  5. Guru harus selalu memberikan petunjuk kepada siswa untuk menggunakan alat atau bahan,terutama alat atau bahan pratikum yang masih asing bagi mereka.
  6. Guru memberikan peringatan kepada siswa sebelum melakukan percobaan agar berhati-hati menggunakan bahan-bahan yang mudah menimbulkan bahaya seperti mudah terbakar,meledak dan sebagainya.
  7. Di laboratorium sudah dipersiapkan dan tersedia alat pemadam kebakaran serta diletakkan pada pada tempat yang mudah dijangkau.
  8. Guru hendaknya meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih dan rapi serta paling akhir setelah semua siswa ke luar dari laboratorium.                                                                           

      Disamping itu perlu juga disampaikan tentang pengalaman guru dalam melakukan percobaan-percobaan kepada siswa yang sedang melakukan pratikum untuk menghindari masalah yang mereka hadapi dan juga agar mengetahui ; kesulitan-kesulitan yang ditemukan tiap percobaan, bahaya yang mungkin terjadi pada setiap percobaan,dan untuk mengetahui ketelitian yang dapat dicapai dari suatu percobaan.

      Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada saat melakukan kegiatan pratikum, yaitu
1. BAHAYA LISTRIK
§  Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten.
§  Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jalajala yang terkelupas dll.
§   Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain.
§  Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu.
§  Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum.

                Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah halhal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:

·  Jangan panik.
·  Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masingmasing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik.
·  Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik.
·  Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.


 2. BAHAYA API ATAU PANAS BERLEBIH

  • Jangan membawa bendabenda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum .
  • Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang berlebihan .
  • Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain .
  • Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum .
           
            Berikut ini adalah halhal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau panas berlebih:
·  Jangan panik
·  Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
·  Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masingmasing
·  Menjauh dari ruang praktikum

3.BAHAYA BENDA TAJAM DAN LOGAM
            • Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang                          praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
            • Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.
            • Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat                            melukai
            • Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau                  orang lain .
4.BAHAYA BAHAN KIMIA
·  Bila larutan atau sat cair yang tumpah ke lantai/meja,maka sebelum dibersihkan asam-asam pekat harus dinetralkan dengan serbuk natrium carbonat. Kemudian disiram dengan banyak air dan sebelum larutan pekat dibuang dalam bak mandi,lbih dahulu harus diencerkan dengan banyak air,kemudian laagi disiram dengan air.
·  Jangan mengarahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan kearah kita maupun arang lain.
·  Jangan melihat sat yang sedang dicampurkan atau dipanasi melalui mulut tabung reaksi atau labu. Lihatlah sat itu melalui dinding tabung.
·  Usahakan Zat-zat yang beracun tidak masuk ke dalam tubuh, dengan cara tidak menghirup sat-sat tersebut,sebelum makan harus bersih dan tutuplah luka jika bekerja di laboratorium.
·  Pada waktu menggunakan kasa asbes untuk memanasi suatu sat,usahankan agar debunya tidak terhirup masuk ke dalam tubuh, karena dapat menyebabkan penyakit kanker.
5.BAHAYA RADIASI
·  Jika dalam eksprimen digunakan lampu sinar ultra ungu,maka lampu ini harus diberi perlindungan agar sinarnya tidak menyebar kemana-mana.
·  Jika dalam suatu percobaan digunakan sinar, maka jangan menatap sinar laser secara langsung karena dapat menyebabkan kubutaan.



            Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboraturium juga dapat dikurangi apabila fasilitas laboratorium mencukupi kebutuhan. Misalnya ;
  1. Laboratorium yang cukup luas,sehingga siswa tidak berdesak-desakan di dalamnya.
  2.  laboratirium memiliki lemari asap untuk menyimpan dan melakukan eksprimen bagi sat-sat yang berasap.
  3. Ventilasi cukup,sirkulasi udara baik.
  4. Terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya.
  5. Tdak ada alat-alat yang menonjol ke lorong tempat lalu lintas para pekerja di laboratorium.
  6. Tersedianya tempat yang cukup untuk menyimpan alan dan bahan pratikum.
  7.  Paling tidak dalam ruang laboratorium terdapat dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,sehingga tidak sembarang orang dapat keluar-masuk laboratorium.
  8. Tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium, karena air ini dapat digunakan untuk keperluan cuci-mencuci dan juga dapat digunakan sebagai pemadam kebakaran.
  9. Stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih.aliran listrik diberi pengaman sekering yang baik dan cukup.
  10. Tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
  11. Pipa air,pipa gas,dan kabel listrik dalam keadan baik dan teratur pemasangannya. Aliran air dan gas dapat dapat dimatikan melalui kran pusat,demikian pula aliran listrik dapat dimatikan melalui sakelar pusat.
  12. Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya. Menggunakan kode warna untuk kabel : merah-hidup, hitam-netral, dan hijau-tanah.
Pengelolaan Laboratorium Fisika Pengelolaan Laboratorium Fisika Reviewed by joko susanto on 16.39 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Flickr Widget

Diberdayakan oleh Blogger.