Most Recent



PRODUK WORKSHOP SSP 2
RPP, ISNTRUMEN, PENILAIAN
Hakekat Fisika dan Keselamatan Kerja di Laboratorium


  NAMA        : JOKO SUSANTO, S.Pd.
  JURUSAN   : PENDIDIKAN FISIKA
  NIM            :4201016018




PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU SM-3T
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                           :   SMA N 2 Pati
Mata Pelajaran                :   Fisika
Kelas/semester                 :   X/1
Materi                             :   Hakekat Fisika dan metode ilmiah
Alokasi Waktu                  :   1 Pertemuan (3 x 45 menit )

A.   Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, proceduralberdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.   Kompetensi Dasar
3.1
Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran Fisika dalam kehidupan
4.1
Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor
C.    Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1
Dapat merumuskan hakekat fisika sebagai produk, proses, dan sikap
3.1.2
Dapat mengetahui konsep metode ilmiah
3.1.3
Dapat mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
4.1.1
Merancang sebuah percobaan menggunakan metode ilmiah


D.     Materi Pembelajaran
Fakta:
Koin akan tenggelam di air sedangkan kapal yang terbuat dari besi bisa terapung dilaut
bentuk bendungan dibuat membesar dibagian bawah

Konsep:
Fluida
Prinsip:
Hukum Archimedes
      Tenggelam                           Melayang                         terapung








w > FA                                                       w = FA                                        w < FA
          


       Tekanan Hidrostatik


 
Dengan
Ph= tekanan hidrostatik
  = massa jenis zat cair
h = kedalaman zat cair


Prosedur:
Menentukan hakekat fisika sebagai produk, proses, dan sikap
1.    Merumuskan hakekat fisika produk
2.    Merumuskan hakekat fisika sebagai proses
3.    Merumuskan hakekat fisika sebagai sikap
Mengetahui konsep kerja ilmiah
Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
Merancang sebuah percobaan menggunakan metode ilmiah

E.      Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan                : Saintifik
Model Pembelajaran    : Discovery Learning
Metode belajar           : Diskusi, Tanya jawab

Pertemuan 1
Waktu   : 2 x 45 menit (2 JP)
PENDAHULUAN (15 Menit)
·         Memberikan salam dan berdoa ( sebagai implementasi nilai religius )
·         Mengkondisikan suasana kelas rapi, teratur, dan bersih
·         Apersepsi dan motivasi ( Fase Stimulasi )
     Guru bertanya kepada peserta didik mengenai apa itu IPA ,fisika ?
     Guru bertanya kepada peserta didik mengenai hubungan fisika dan IPA ?
      Guru bertanya kepada peserta didik mengenai manfaat fisika bagi kehidupan sehari-hari?
·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi hakekat fisika sebagai produk, proses, dan sikap
     Peserta didik mampu mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
     Peserta didik mampu merancang metode ilmiah
INTI (90 Menit)
Mengamati ( Fase Observasi )
·         Peserta didik membentuk kelompok
·         Peserta didik mengamati demontrasi tentang koin yang akan tenggelan di air dan video kapal pesiar yang terapung dilaut
·        Peserta didik diskusi tentang bagaimana kapal bisa terapung padahal koin akan tenggelam diair
·        Guru mengarahkan agar peserta didik belajar tentang hakekat fisika sebagi produk,proses dan sikap
·        Peserta didik menyebutkan mengenai fenomena-fenomena yang ada disekitar seperti serbuk kapur yang dapat menempel pada papan tulis ( adhesi-kohesi), ban motor ada yang dibuat bergerigi ( gaya gesek ), kapal besi yang dapat mengapung di laut ( archimedes ), pompa hidrolik (  hukum pascal )
( Fase Pengumpulan Data )
·         Guru bertanya kepada peserta didik
Siapakah yang menemukan konsep-konsep fisika dalam fenomena alam yang disebutkan ? bagaimana cara mereka menemukan konsep-konsep fisika ?
·         Peserta didik mencoba mencari informasi dan berpendapat tentang pertanyaan yang disampaikan.
Menalar ( Fase Pengolahan Data dan Analisis )
·         Peserta didik diskusi kelompok
Mengkomunikasikan
·         Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan
·         Peserta didik diskusi kelas untuk mendapatkan jawaban yang tepat
·         Peserta didik diberi klarifikasi hasil diskusi dan penguatan materi oleh guru tentang hakekat fisika sebagi produk, proses, dan sikap ( Fase Verifikasi )
Mengamati (  Fase Observasi )
·         Peserta didik mengamati  bentuk bendungan yang disajikan oleh guru
·         Peserta memilih salah bentuk bendungan yang paling tepat dan menjelaskan alasannya
·         Peserta didik mengamati video bendungan yang tepat
Menaya
·         Peserta didik merumuskan masalah dari video yang ditampilkan
( Fase Pengumpulan Data )
·         Peserta didik mencoba mencari informasi pada buku maupun dari sumber lain
Menalar ( Fase Pengolahan Data dan Analisis )
·         Peserta didik diskusi mengenai apakah yang ditampilkan apakah ada hubungannya dengan fisika  
·         Peserta didik menganalisis informasi yang didapat
Mengkomunikasikan
·         Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan
·         Peserta didik diskusi kelas untuk mendapatkan jawaban yang tepat
·         Peserta didik diberi klarifikasi hasil diskusi dan penguatan materi oleh guru tentang metode ilmiah ( Fase Verifikasi )
Guru membimbing dan mengarahkan serta menilai peserta didik selama pembelajaran berlangsung
PENUTUP (20 Menit)
·        Peserta didik bersama guru menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang telah dilakukan ( Fase Generalisasi )
·        Guru memberi umpan balik ( refleksi ) berupa soal atau tugas
Tugas merancang percobaan yang pernah dilakukan saat di SMP mengguanakn metode ilmiah
·        Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
·        Guru menutup pelajaran dan mengucap salam.
F.      Penilaian Pembelajaran
Teknik dan bentuk instrumen:
Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
Pengetahuan
Tugas dan LDS
Soal uraian
Ketrampilan
Projek
Daftar cek, skala penilaian

G.    Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media
1.    Video bendungan
2.    Gambar kapal
Sumber                     :
1. Marthen Kanginan. 2008. Seribu Pena Fisika untuk         SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2.   LDS ( Lembar Diskusi Siswa )
3.   Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan (BSE).



Mengetahui                                                                    Semarang, 18 april  2016
Kepala sekolah                                                                Guru Mata Pelajaran,
 



.........................                                                            Joko Susanto, S.Pd



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                           :   SMA N 2 Pati
Mata Pelajaran                :   Fisika
Kelas/semester                 :   X/1
Materi                             :   Prinsip keselamatan kerja laboratorium
Alokasi Waktu                  :   1 Pertemuan ( 3 x 45 menit )

A.   Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, proceduralberdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.   Kompetensi Dasar
3.1
Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran Fisika dalam kehidupan
4.1
Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor
C.      Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.3
Mengidentifikasi sarana dan prasarana didalam kegiatan praktikum
3.1.4
Menyebutkan alat-alat keselamatan kerja laboratorium
3.1.5
Menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium
4.1.2
Mengkomunikasikan keselamatan kerja di laboratorium
D.     Materi Pembelajaran
Fakta:
1.    Jika tidak mematuhi tata tertib di laboratorium bisa terjadi kecelakaan
2.    Di dalam laboratorium harus ada alat-alat keamanan dan keselamatan kerja
Konsep:
1.    Tata tertib laboratorium
2.    Keselamatan kerja laboratorium

Prinsip:
1.    Peserta didik harus mematuhi tata tertib yang ada di laboratorium
2.    Peserta didik harus tahu Prinsip keselamatan kerja laboratorium

Prosedur:
1.    Peserta didik megidentifikasi sarana dan prasarana yang ada dilaboratorium.
2.    Peserta didik mengklasifikasikan alat-alat berdasarkan jenisnya seperti alat fisika, kimia dan biologi
3.    Peserta didik menentukan nama alat dan kegunaannya
4.    Peserta didik menentukan alat-alat keselamatan kerja
5.    Peserta didik dapat menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium

E.      Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan                : Saintifik
Model Pembelajaran    : Discovery Learning
Metode                      : Diskusi, Tanya jawab

Pertemuan 2
Waktu   : 2 x 45 menit (2 JP)
PENDAHULUAN (15 Menit)
·         Memberikan salam dan berdoa ( sebagai implementasi nilai religius )
·         Mengkondisikan suasana kelas rapi, teratur, dan bersih
·         Apersepsi dan motivasi ( Fase Stimulasi )
     Guru menampilkan gambar laboratorium dan alat-alat yang ada di laboratorium
·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
      Peserta didik mampu mengidentifikasi sarana dan prasarana didalam kegiatan praktikum    
     Peserta didik mampu menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium
INTI (90 Menit)
Mengamati (  Fase Observasi )
·         Peserta didik mengamati  gambar dan video keselamatan kerja dilaboratorium  yang ditampilkan oleh guru
Menaya
·         Peserta didik bertanya tentang gambar dan video keselamatam kerja dilaboratorium yang dtampilkan.
Bagaimana tata tertib di laboratorium, jenis-jenis alat, dan bahan kimia yang terdapat di laboratorium ?
Bagaimana cara menangani kecelakaan di laboratorium?
( Fase Pengumpulan Data )
·         Peserta didik mencoba mencari informasi tentang alat-alat yang ada di laboratorium dan mengelompokkan menjadi alat fisika, biologi, dan kimia
·         Siswa mengumpulkan data tentang simbol-simbol keselamatan kerja di laboratorium dan mencari informasinya di buku
·         Siswa mengerjakan LKS
Mengasosiasikan ( Fase Pengolahan Data dan Analisis )
·         Peserta didik mengolah informasi yang didapat untuk mengerjakan LKS
Mengkomunikasikan
·         Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan
·         Peserta didik diskusi kelas untuk mendapatkan jawaban yang tepat
·         Peserta didik diberi klarifikasi hasil diskusi dan penguatan materi oleh guru tentang peraturan dan keselamatan kerja ( Fase Verifikasi )
Guru membimbing dan mengarahkan serta menilai peserta didik selama pembelajaran berlangsung
PENUTUP (20 Menit)
·        Peserta didik bersama guru menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang telah dilakukan ( Fase Generalisasi )
·        Guru memberi umpan balik ( refleksi ) berupa soal atau tugas
·        Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
·        Guru menutup pelajaran dan mengucap salam.

F.  Penilaian Pembelajaran
Teknik dan bentuk instrumen:
Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
Pengetahuan
Tugas dan LKS
PR
Ketrampilan
presentasi
Dafar cek, skala penilaian

G.  Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media
1.  Video LAB SAFETY Video - I Think School.com
      MistyITSU's channel. (2011, Desember 26)  LAB SAFETY Video - I Think School.com [Video File]. Video posted to https://www.youtube.com/watch?v=tsAHt0FiwNM
2.  PPT
3.  LKS

Sumber                     :
1. Marthen Kanginan. 2008. Seribu Pena Fisika untuk         SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
4.   LDS ( Lembar Diskusi Siswa )
5.   Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan (BSE).
Mengetahui                                                              Semarang, 18 april  2016
Kepala Sekolah                                                          Guru Mata Pelajaran,




..........................                                                   Joko Susanto, S.Pd











LAMPIRAN



Hakekat Fisika
1.   Hakekat Fisika ?
Ilmu pengetahuan alam yang terdiri dari fisika, biologi, kimia dan astronomi. Hakekat ilmu pengetahuan alam menurut sebagian besar orang memandang IPA sebagai kumpulan informasi ilmiah, sedangkan para ilmuwan memandang IPA sebagai sebuah cara (metoda) untuk menguji dugaan (hipotesis), dan para ahli filsafat memandang IPA sebagai cara bertanya tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diketahui. Masing-amasing pandangan itu adalah benar menurut sudut pandang yang digunakannya, masalahnya adalah pakah masing-masing pandangan itu sudah cukup memberikan gambaran yang komperhensip mengenai hakekat IPA ?
Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakekatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”)”. Dengan mengacu kepada pernyataan ini ternyata bahwa, pandangan kebanyakan orang, pandangan para ilmuwan, dan pandangan para ahli filsapat yang dikemukakan di atas tidaklah salah, melainkan masing-masing hanya merupakan salah satu dari tiga hakekat IPA dalam pernyataan itu. Dengan demikian dapat dikatakan sebaliknya bahwa, pernyataan Collette dan Chiappetta di atas merupakan pandangan yang komprehensif atas hakekat IPA atau sains.
Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA adalah IPA sebagai produk untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan IPA sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”).
Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa hakekat fisika adalah sama dengan hakekat IPA atau sains, hakekat fisika adalah sebagai produk (“a body of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika sebagai proses (“a way of investigating”). Berikut ini akan dikemukakan lebih rinci mengenai hakekat fisika itu.






Gambar 1. Hakekat fisika

2. Fisika sebagai produk

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah perilakunya. Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari pada ilmuwan diinventarisir,dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model










Gambar 2. Fisika sebagai produk
a. Fakta
Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya kita juga dapat menyatakan bahwa, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model keberadaannya adalah untuk menjelaskan dan memahami fakta.
b. Konsep
Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta. Konsep memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut tertentu. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin ajar 4 (collette dan chiappetta : 1994) konsep memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Contoh konsep fisika adalah: suhu, kecepatan, momentum, dll.
c. Prinsip dan hukum
Istilah prinsip dan hukum sering sering digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta atau fakta-fakta dan konsep atau konsep-konsep. Ini sangat perlu dipahami bahwa, hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur kejadian alam (fakta), melainkan kejadian alam (fakta) yang dijelaskan keberadaannya oleh prinsip dan atau hukum.

d. Rumus
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam rumus kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan variable-variabel. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara matematis.
e. Teori
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum atau fakta. Teo bersifat tentatif sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip oleh Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah yakin bahwa pada waktu yang akan dating hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang.Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum”
f. Model
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat.. Model sabgat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.

Fisika sebagai proses
IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai “a way of investigating” memberikan gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai proses memeberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dalam IPA dikenal banyak metoda yang menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan masalah. Para ilmuwan astronomi misalnya, menyusun pengetahuan mengenai astronomi dengan berdasarkan kepada observasi dan prediksi.Ilmuwan lain banyak yang menyusun pengetahuan dengan berdasarkan kepada kegiatan laboratorium atau eksperimen yang terfokus pada hubungan sebab akibat.
Sampai pada tahap ini kiranya cukup jelas bahwa, untuk memahami fenomena alam dan hukum-hukum yang berlaku, perlu dipelajari objek-objek dan kejadian-kejadian di alam itu. Objek-objek dan kejadian-kejadian alam itu harus diselidiki dengan melakukan eksperimen dan observasi serta dicari penjelasannya melalui proses pemikiran untuk mendapatkan alas an dan argumentasinya. Jadi pemahaman fisika sebagai proses adalah pemahaman mengenai bagaimana informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji, dan divalidasikan.
Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi. Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan proses sain pada diri siswa. Jenis keterampilan proses yang dimaksud adalah seperti yang terdapat dalam gambar 3 berikut ini.











Gambar 3. Fisika sebagai proses

4. Fisika sebagai sikap
Dari penjelasan mengenai hakekat fisika sebagai produk dan hakekat fisika sebagai proses di atas, tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan 8 kegiatan-kegiatan kreatif seperti pengamatan, pengukuran dan penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah itu. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang bergerak dalam bidang fisika itu menggambarkan, rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap itulan yang kemudian memaknai hakekat fisika sebagai sikap atau “a way of thinking”. Oleh para ahli psikologi kognitif, pekerjaaan dan pemikian para ilmuwan IPA termasuk fisika di dalmnya, dipandang sebagai kegiatan kreatif, karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan dari suatu gejala alam disusun dalam fikiran. Oleh sebab itu, pemikiran dan argumentasi para ilmuwan dalam bekerja menjadi rambu-rambu penting dalam kaitannya dengan hakekat fisika sebagai sikap.





Gambar 4. Fisika sebagai sikap.
Tujuan Mata Pelajaran Fisika
Matapelajaran fisika di SMU bertujuan agar siswa mampu menguasai konsepkonsep fisika dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Buku Kurikulum SMU, 1995: 2). Pengetahuan fisika akan berguna bagi siswa hanya apabila pengetahuan tersebut mempunyai fleksibilitas terhadap studi lanjut maupun dunia kerja. Harus diingat bahwa pendidikan sains tidak semata-mata ditujukan untuk menghasilkan saintis, akan tetapi lebih pada usaha membantu siswa memahami arti pentingnya berpikir secara kritis terhadap ide-ide baru yang nampaknya bertentangan dengan pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya.

Aplikasi ilmu Fisika
Manfaat ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak. Adanya beberapa contoh penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari juga dapat memberikan bekal kepada semua orang khususnya bagi pelajar untuk lebih memahami pentingnya mempelajari ilmu fisika karena dengan adanya ilmu fisika manusia dalam memenuhi dan meyelesaikan pekerjaannya menjadi lebih ringan. Berikut ini adalah beberapa contoh peralatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang menggunakan konsep fisika:
a.    Konsep optik dan cahaya
Alat : cermin datar, kaca mata, mikroskop, lup, teleskop, cermin cembuh
b.    Konsep kelistrikan
Alat : PLN
c.    Konsep perubahan energi
Alat : tv, radio, internet
Energi nuklir
·         aplikasi medis ( pemanfaatan teknologi nuklir dibidang kedokteran seperti diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kangker
·         aplikasi industri ( pemanfaatan teknologi nuklir terkait dengan teknologi pertambangan digunakan pada eksplorasi minyak dan gas
·         pembangkit listrik
d.    konsep magnet
alat : motor listrik, alat ukur listrik, speaker dan mikrofon
e.    konsep gaya gesek
alat : ban motor ada yang dibuat beralur dan halus tergantung medan yang digunakan

Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah cara untuk menyelidiki fenomena, untuk mendapatkan pengetahuan baru, atau memperbaiki dan menggabungkan penyelidikan dengan pengetahuan sebelumnya. Metode ilmiah juga bisa dikatakan pendekatan yang sistematik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Langkah-langkah yang dilakukan seorang ilmuan saat bekerja dapat diringkas sebagi berikut:
a.    mengamati dan mengajukan pertanyaan
b.    membuat hipotesis
c.    merancang pengujian hipotesis
d.    melakukan pengujian hipotesi
e.    menarik kesimpulan dan menginformasikan hasil yang diperoleh pada masyarakat sains
langkah pertama yang dilakukan dalam proses ilmiah adalah mengamati fenomena. Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang suatu fenomena. Informasi dapat diperoleh melalui pengamatan langsung ( pengukuran, survey, percobaan ) dan mempelajari laporan-laporan pengamatan yang telah dilakukan oleh orang lain.
     Proses selanjutnya dari pengamatan ini dalah menarik kesimpulan dari apa yang telah diamati. Dalam menarik kesimpulan ini, harus menggunakan semua pengetahuan yang dimiliki untuk mebuat suatu tebakan/dugaan yang baik tentang mengapa suatu fenomena terjadi. Dugaan yang cerdas mengenai bagaimana suatu terjadi disebut hipotesis. Hipotesis ilmiah harus dapat diuji berdasarkan pengamatan yang terukur. Pengujian hipotesis dilakukan melalui prosess penalaran deduktif ( deduksi ). Pada penalaran ini suatu prinsip umum digunakan untuk memprediksi hasil pengamatan. Penalaran deduktif dapat dinyatakan dalam bentuk: “ jika  .......( saya melakukan )  ..... maka  ......ini   .....akan terjadi “ . untuk menguji apakah hipotesis yang telah dibuat sungguh-sungguh menghasilkan perkiraan yang diinginkan, perlu dirancang suatu percobaan/eksperimen.
     Selama pengujian hipotesis, ilmuan mengumpulkan banyak informasi. Informasi ini disebut data. Data ini dapat berupa angka yang menyataka besaran yang dapat diukur. Data numerik ini biasa disebut data kuantatif. Data jenis inii diperoleh melalui proses pengukuran. Selain data kuantatif, ilmuan dapat juga mengumpulkan data kualitatif. Data jenis ini diperoleh melalui pengamatan.
Dari hasil eksperimen ilmuan dapat menarik suatu kesimpulan tentang hipotesis. Kesimpulan yang diperoleh apakah hasil eksperimen mendukung atau menolak hipotesis. Apabila hipotesis yang dibuat didukung oleh eksperimen, hal ini belum membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar. Hipotesis tadi perlu diuji dengan banyak eksperimen. Sehingga, setelah bnyak eksperimen mendukung hipotesis yang telah dibuat, barulah dapat disimpulkan bahwa tanpa keraguan hipotesis tersebut adalah benar. Apabila hipotesis yang dibuat tidak didukungoleh eksperimen. Peneliti harus jujur dan lapang dada menerima kenyataan. Pelajari masalah tersebut kemudian buat hipotesis baru dan lakukan pengujian lagi.
Pada keadaan hipotesis didukung ataupun tidak oleh eksperimen, hasil penelitian dapat dilaporkan pada komunitas ilmiah sebagai pengetahuan baru




KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM IPA

Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti melakukan percoban. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai mahan kimia, perlatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak teapat. Kecelakan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, dapat membuat praktikan cidera atau orang-orang yang disekitarnya cidera.  Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan kepentingan akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja (laboratorium), sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

MENGENALI POTENSI BAHAYA
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas laboratorium IPA selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun gelas yang digunakan secara rutin. Simbol-simbol bahaya di laboratorium :


















Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak.
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan.
*Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

1. Sumber Terjadinya Kecelakaan
Terjadinya kecelakaan dapat disebakan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratrorium :
a. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta kperlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
b. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
c. Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
d. Kuranganya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan laboratorim.
e. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
f. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
g. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan. Terjadinya kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggung jawabnya.

2. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium
a. Luka bakar
b. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
c. Cedera pada mata, seperti :
- kelilipan (benda kecil masuk mata) - luka di mata - luka kelopak mata - tersiram bahan kimia
d. Keracunan

3. Perlengkapan Keselamatan Kerja
Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
a. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
b. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.
Simbol keselamatan kerja


Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan.
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
a. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
b. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain.
c. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
d. Respirator dan lemari uap.
e. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
f. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara.

4.    Tata tertib di laboratorium
a.    Pakailah baju khusus praktikan untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah dari kontaminasi zat-zat kimia
b.    Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan, dan alat praktikum
c.    Jangan mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium
d.    Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium
e.    Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan
f.     Setelah selesai kerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan
g.    Pisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah cair dapat digunakan di bak saluran pembuangan air, sedangakan sampah padat di buang di tempat sampah
h.    Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali ke dalam botol asal
i.     Sebelum meninggalkan ruangan, teliti kembali keadaan di dalam laboratorium

LEMBAR DISKUSI SISWA 1

Nama :
Kelas :

……………………………
……………………………
Materi
Metode Ilmiah
Anggota Kelompok :
1.     ………………………………..
2.     ………………………………..
3.     ………………………………..
4.     ………………………………..
Alokasi Waktu
25 menit

Tujuan Pembelajaran
1.    Peserta didik mampu mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
Langkah-langkah pembelajaran:
1.    Perhatikan gambar bendungan  dibawah ini, menurut kalian bentuk bendungan manakah yang paling kuat untuk menahan air ? jelaskan alasannya ?
















Jawab : ......................................................................................................          
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

2.    Rumuskan masalah/pertanyaan dari  video yang ditampilkan! ( dengan kata tanya mengapa )
a.  ....................................................................................................................................
b. ....................................................................................................................................
3.    Buatlah hipotesis mengapa bendungan dibentuk seperti itu!
Jawab :..................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

4.    Lakukan percobaan sesuai langkah-langkah berikut!
a.    Isilah botol dengan air ( tabung sudah dilubangi dan disumbat )
b.    Bukalah botol bersamaan
c.    Catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel!
Lubang
H ( cm )
X ( cm )
A


B


C



d.    Dari tabel di dapatkan semakin jauh jarak pancuran kedalaman air semakin . . .
e.    Semakin dalam suatu titik menunjukan . . .
Lihat konsep tekanan hidrostatis
Dengan :                           
f.     Hasil percobaan digunakan untuk menjawab pertanyaan
Mengapa bendungan dibuat semakin membesar kedalam
Jawab: .........................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
g.    Cocokkanlah hipotesis awal kalian dengan hasil percobaan, tepat atau tidak tepat hipotesis awal anda
Jawab:....................................................................................................
..............................................................................................................


5.    Tuliskan kesimpulan dari percobaan dan buat langkah-langaah  metode ilmiah !
          Jawab:...................................................................................................
          ............................................................................................................
          ............................................................................................................
          ............................................................................................................
          ............................................................................................................
               


               
***selamat mengerjakan***




Jawaban

1.    Bendungan 3, karena semakin kedalam tekanan hidrostatiknya semakin besar jadi bentuk bendungan harus dbuat membesar kebawah ( skor 2 )
2.    Rumusan masalah : Mengapa bentuk bendungan dibuat membesar kebawah ( 1 )
3.    Hipotesis : semakin dalam air tekanan hidrostatiknya semakin besar ( 1 )
4.    d. Semakin dalam ( 3 )
e. tekanan hidrostatiknya semakin besar
f. karena semakin kedalam tekanan hidrostatiknya semakin besar jadi bentuk bendungan harus dbuat membesar kebawah
g. cocok
5. semakin dalam suatu titik dalam fluida tekanan hidrostatiknya semakin besar
     Langkah-langkah metode ilmiah ( skor 1 )
a)    Merumuskan masalah  ( skor 3 )
b)    mengajukan dan menguji hipotesis,
c)    menentukan variabel, merancang dan melakukan percobaan
d)    mengumpulkan dan mengolah data
e)    menarik kesimpulan
f)     berkomunikasi secara lisan dan tertulis



LEMBAR KEGIATAN SISWA 1

Nama :
Kelas :

……………………………
……………………………
Materi
Keselamatan kerja di laboratorium
Anggota Kelompok :
1………………………………..
2.………………………………..
3………………………………..
4………………………………..
Alokasi Waktu
25 menit
Tujuan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi sarana dan prasarana didalam   kegiatan praktikum    
2. Peserta didik mampu menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium
Kerjakanlah
1.    Catatlah alat-alat yang ada dalam laboratorium dan golongkan berdasarkan jenisnya !
Fisika
Kimia
Biologi
1.
1.
1.
2.
2.
2.
3.
3.
3.
4.
4.
4.
5.
5.
5.

2.    Isilah kolom dibawah ini
gambar
Nama alat
Kegunaan






















3. apakah arti dari simbol dibawah ini dan bagaimana cara penanganannya!
a. jenis bahaya :
cara penanganan :

b. jenis bahaya :
cara penanganan

c. jenis bahaya :
cara penanganannya :


d. jenis bahaya :
cara penanganannya :


4. sebutkan prinsip dalam penyimpanan alat-alat praktikum ! ( minimal 3 )
Jawab : ..........................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

5 . sebutkan perlengkapan yang harus dibawa saat praktikum !( minimal 3 )
Jawab : ..........................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

1.    Sebutkan sumber-sumber terjadinya kecelakaan di labora torium ! ( minimal 3 )
Jawab : ..........................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................


*** Selamat Mengerjakan ***


Jawaban LKS 2
1.    Skor maksimal 7







Alat-alat Fisika
1.       Stopwatch
2.       Jangka sorong
3.       Mikrometer skrup
4.       Neraca tiga lengan
5.       Kalorimeter
6.       Termometer
7.       Neraca pegas
 


Alat-alat bilogi
1.    Mikroskop
2.    Preparat
3.    Gelas kimia
4.    Pipet
5.    Ph meter
6.    Cawan metri

 

Alat-alat kimia :
1. Gelas ukur
2. Tabung reaksi
3. Pembakar spirtus
4. Alat titrasi
5. Kaki tiga
 

 







2   skor 10
gambar
Nama alat
Kegunaan
Stopwatch
Mengukur waktu
termometer
Mengukur suhu
Neraca tiga lengan
Mengukur massa
Jangka sorong
Mengukur panjang
Mikrometer skrup
Mengukur panjang
Neraca pegas
Mengukur gaya
mikroskop
Melihat benda-benda kecil
kalorimeter
Megukur perubahan suhu
lup
Melihat benda-benda kecil
multimeter
Mengukur arus, hambatan dan tegangan listrik

3 . skor 4
a. jenis bahaya : zat yang mudah terbakar
cara penanganan : jauhkan dari api dan panas

b. jenis bahaya : zat yang beracun
cara penanganan : jangan minum, makan, atau kecap

c. jenis bahaya : zat korosif
cara penanganannya : cegah kontak langsung


d. jenis bahaya : zat radioktif
cara penanganannya : perhatikan aturan keselamatan jika menggunakan


4.   Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
  1. Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan
  2. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan.
  3. Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci.  ( skor 3 )

5 . Perlengkapan Keselamatan Kerja ( skor 3 )
a. Jas laboratorium
b. Pelindung lengan, tangan
c. Pelindung mata
d. Respirator dan lemari uap.
e. Sepatu pengaman,
f. Layar pelindung

6 . Sumber Terjadinya Kecelakaan ( skor 3 )
ü  Tidak mematuhi tata tertib lab
ü  tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan Lab
ü  kurang pemahaman dan pengetahuan tentang alat, bahan, serta cara penggunaannya
ü  kurang penjelasan dari guru atau penjaga lab
ü  tidak menggunakan alat pelindung
ü  kurang berhati-hati




Tugas Pertemuan 1

1.    Apakah hakekat fisika ?
2.    Apakah yang dimaksud dengan metode ilmaih ?
3.    Sebutkan langkah-langkah metode ilmiah ?
4.    Apakah manfaat fisika bagi kehidupan sehari-hari ?
5.    Sebutkan sikap ilmiah yang timbul akibat kerja ilimah ?

Jawaban
1.    Hakekat fisika dibagi menjadi 3 yaitu fisika sebagai produk, proses, dan sikap










·         Hakekat fisika sebagai produk adalah kumpulan dari pengetahuan bisa berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model
·         Hakekat fisika sebagai proses adalah bagaimana cara ilmuan melakukan penemuan-penemuan, fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi ( metode ilmiah) .
·         Hakekat fisika sebagai sikap adalah sikap yang timbul akibat kegiatan penyusunan pengetahuan fisika. Sikap tersebut adalah ingin tahu, peduli, bertanggung jawab, jujur, terbuka, bekerja sama.

2.    Metode ilmiah adalah cara untuk menyelidiki fenomena, untuk mendapatkan pengetahuan baru, atau memperbaiki dan menggabungkan penyelidikan dengan pengetahuan sebelumnya Metode ilmiah juga bisa dikatakan pendekatan yang sistematik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.


3.    Metode ilmiah
g)    Merumuskan masalah
h)    mengajukan dan menguji hipotesis,
i)     menentukan variabel, merancang dan melakukan percobaan
j)     mengumpulkan dan mengolah data
k)    menarik kesimpulan
l)     berkomunikasi secara lisan dan tertulis

4.    Manfaat fisika
·         pada PLN ( reaktor fisi-Fusi )
·         Fisika medis ( sinar x , usg )
·         Metorologi ( mengetahui keadaan cuaca )
·         Geofisika ( daratan )
·         Kosmologi ( matahari, fisika bintang,

5.   Sikap ilmiah  ingin tahu, peduli, bertanggung jawab, jujur, terbuka, bekerja sama



Tugas Pertemuan 2

1.    Sebutkan tata tertib yang ada pada laboratorium (minimal 4 ) ? skor 4
2.    Sebutkan alat keselamatan kerja yang ada pada laboratorium ( minimal 4 ) ? skor 4
3.    Sebutkan langkah-langkah keselamatan kerja dalam laboratorium ( minimal 4 ) ? skor 4
4.    Sebutkan sumber-sumber terjadi kecelakaan dalam laboratorium ( minimal 4 ) ? skor 4
5.    Mengapa praktikan dilarang makan dan minum di dalam laboratorium? Skor 4

Jawab
1.   Tata tertib dalam Laboratorium
·         Pakailah baju khusus praktikan untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah dari kontaminasi zat-zat kimia
·         Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan, dan alat praktikum
·         Jangan mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium
·         Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium
·         Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan
·         Setelah selesai kerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan

2.   Alat Keselamatan Kerja

  • Pemadam kebakaran (hidrant)
  • Eye washer
  • Water shower
  • Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
  • Jas Laboratorium
  • Peralatan pembersih
  • sepatu

3.    Langkah-langkah keselamatan kerja
  • Sebelum praktikum, sebaiknya minum segelas susu untuk menetralkan tubuh dari pengaruh kontaminasi zat-zat kimia
  • Kenakan penutup hidung dan mulut, kaca mata, serta sarung tangan saat mengambil zat-zat kimia yang mudah menguap dan berbahaya
  • Gunakan alat bantu, seperti pipa kaca, pipet tetes, sendok plastik, atau pinset untuk mengambil zat atau bahan
  • Hati-hati saat membawa dan menggunakan alat-alat praktikum yang terbuat dari kaca
  • Jika ada bagian tubuh yang terkena zat kimia, segera basuh dengan air
  • Gunakan obat-obatan P3K  jika ada yang terluka
  • Segera muntahkan jika ada zat-zat kimia yang masuk ke dalam mulut

4.    Sumber-sumber kecelakaan
·         Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta kperlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
·         Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
·         Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
·         Kuranganya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan laboratorim.
·         Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
·         Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
·         Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

5.    Dikawatirkan di dalam ruangan masih mengandung bahan kimia yang terkontaminasi dengan bahan kimia yang telah di gunakan dalam praktikum sebelumnya





                                                LEMBAR PENILAIAN

Mata Pelajaran                 : Fisika
Kelas/Semester                 : X/1
Pokok Bahasan                 : Hakekat Fisika
Waktu pelaksanaan           : .......................................

Tabel 1.1 Kisi-kisi penilaian Tugas 1
Indikator
Diskripsi soal
No soal
skor
Dapat merumuskan hakekat fisika sebagai produk, proses, dan sikap
hakekat fisika
1
4
tujuan belajar Fisika
2
4
Dapat mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
langkah-langkah metode ilmiah
3
4
Manfaat fisika sehari-hari
manfaat fisika bagi kehidupan sehari-hari
4
4
Dapat mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
sikap ilmiah yang timbul akibat kerja ilimah
5
4

Tabel 1.2 Kisi-kisi penilaian Tugas 2
Indikator
Diskripsi soal
No soal
skor
Mengidentifikasi sarana dan prasarana didalam kegiatan praktikum
tata tertib yang ada pada laboratorium
1
4
alat keselamatan kerja yang ada pada laboratorium
2
4
Menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium
langkah-langkah keselamatan kerja dalam laboratorium
3
4
sumber-sumber terjadi kecelakaan dalam laboratorium
4
4
Alasan praktikan dilarang makan dan minum di dalam laboratorium
5
4




Tabel 1.3 Lembar Penilaian Pengetahuan
No
Nama
Nilai Pengetahuan
Nilai akhir
Predikat
LKS/LDS
tugas
1





2





3






 

Tabel 1.4 Kriteria Penilaian


Tabel 1.3 Rubrik ketrampilan praktek berbicara
Kriteria
Skor
Indikator
Kelancaran ( fluency )
3
Lancar
2
Kurang lancar
1
Tidak lancar
Pengucapan ( pronouciation )
3
Baik
2
Kurang baik
1
Tidak baik
Intonasi ( intonation )
3
Sesuai
2
Kurang sesuai
1
Tidak sesuai
Pilih kata ( diction )
3
Tepat
2
Kurang tepat
1
Tidak tepat





Tabel 1.5 Rubrik Penilaian Projek
Kriteria
Skor
Indikator
Rumusan masalah
3
tepat
2
Kurang tepat
1
Tidak tepat
Dugaan hipotesis
3
tepat
2
Kurang tepat
1
Tidak tepat
Analisis data
3
Sesuai
2
Kurang sesuai
1
Tidak sesuai
kesimpulan
3
Tepat
2
Kurang tepat
1
Tidak tepat
Sistematika laporan
3
Tepat
2
Kurang tepat
1
Tidak tepat
Penggunaan bahasa
3
Sesuai kaidah
2
Kurang sesuai kaidah
1
Tidak sesuai kaidah

Tabel 1.6 Pengolahan Nilai ketrampilan
KD
Skor
Skor Akhir
Tes Praktik
Projek
Portofolio
Skala 1 - 100
predikat
4.1
84
 -
90
87

4.2
76
 -
84
80

4.3
 -
 60
70
65

Rata-Rata Skor Akhir



1.6 Kriteria penilaian ketrampilan
Ketrampilan
Skor rata-rata
Predikat
86-100
Sangat baik ( A )
71-85
Baik ( B )
56-70
Cukup ( C )
Nilai < 56
Kurang ( D )

Reviewed by joko susanto on 19.17 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Flickr Widget

Diberdayakan oleh Blogger.